Widget HTML #1

Masuk Kawasan Rawan Bencana, Badan Geologi Rekomendasikan Konstruksi Bangunan di DIY-Jateng Dibuat Tahan Gempa

Gempa Jogja, gempa Bantul, kawasan rawan bencana, badan geologi, rumah tahan gempa, konstruksi tahan gempa, risha

Infomoga.com --
Gempa dengan magnitudo 6,4 SR (Skala Richter) mengguncang Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat, (30/6). BMKG mencatat gempa berada di kedalaman 25 km, berpusat di Samudera Hindia pada koordinat 110,08 BT dan 8,63 LS, berjarak sekitar 87,1 km barat daya - selatan Kota Bantul, DIY.

Pusdalops BPBD Provinsi DIY menginformasikan bahwa kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa kerusakan bangunan di Kecamatan Kasihan, Bantul dan Pleret, Kabupaten Bantul serta kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul.

Sementara itu, Badan Geologi merekomendasikan bangunan di daerah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. 

Baca juga: BMKG Catat Sebanyak 20 Kali Gempa Susulan Terjadi di Yogyakarta

Ini karena wilayah bagian selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus lebih ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) yaitu, retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sugeng Mujiyanto dikutip dari laman Kementerian ESDM, Senin (3/7/2023).

Berdasarkan data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut.

Namun, menurut data Badan Geologi wilayah pantai selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 m.

Sugeng mengimbau agar masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Ia meminta masyarakat jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

Sugeng memperkirakan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi yang terletak pada bagian atas megathrust. Sesar aktif pada zona ini pada umumnya merupakan sesar naik.

Sebagai informasi, lokasi terdekat dengan pusat gempa bumi adalah daerah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah. 

Morfologi daerah tersebut pada umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian utara. Wilayah pantai daerah tersebut secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E).

Daerah tersebut, lanjut Sugeng, pada umumnya tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunungapi muda, serta batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen (batupasir, batulempung, batulanau, batugamping). Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunungapi muda tersebut telah mengalami pelapukan.

Post a Comment for "Masuk Kawasan Rawan Bencana, Badan Geologi Rekomendasikan Konstruksi Bangunan di DIY-Jateng Dibuat Tahan Gempa"