Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Hujan Abu di Pemalang Selatan

ilustrasi/elfathir
Sampai saat ini Merapi terus menerus mengalami erupsi dan letusan-letusan yang diiringi awan panas serta hujan abu vulkanik. Pada Kamis pagi (04/11) pukul 06.00 WIB kemarin terjadi letusan eksplosive yang mengakibatkan banjir lahar di sungai-sungai yang berada di sekitar Merapi. Bahkan hari ini, Jum'at (05/11) dini hari tadi terjadi letusan besar yang menyebabkan munculnya kembali awan panas. Letusan kali ini mengakibatkan 56 Tewas, 71 Luka Bakar, 5 Hilang, kota-kota disekitar Gunung Merapi tertutup abu vulkanik yang cukup tebal.

Dahsyatnya letusan itu juga mengakibatkan hujan abu di beberapa daerah di Jawa Tengah bagian selatan, Seperti Purworejo, Kebumen, Purwokerto, Cilacap, bahkan sampai ke Pemalang yang notabene terletak ratusan kilometer dari Gunung Merapi.

Berdasarkan informasi, bahwa hujan abu di Pemalang terjadi dibeberapa desa, terutama yang terletak di wilayah selatan Kabupaten Pemalang, tepatnya di sekitar lembah Gunung Slamet. Seperti hujan abu yang cukup tebal terjadi Desa Gombong, Kecamatan Belik, Hujan abu juga melanda beberapa desa di Kecamatan Moga,  Seperti Sima, Moga, Banyumudal dan sebagian desa di wilayah Kecamatan Pulosari, diantaranya, Desa Karangsari dan Desa Nyalembeng.

Zayin (32), salah satu warga Desa Sima, Kecamatan Moga mengatakan melalui telepon, bahwa pada Rabu malam (03/11) sampai Kamis (04/11) pagi, terjadi hujan abu. "Sampai pagi masih terjadi hujan abu, namun tidak mengganggu aktifitas warga, dan warga juga tidak sampai menggunakan masker untuk langkah antisipasinya," kata dia.  

Bahkan, sampai berita ini ditulis suasana mendung dan hujan abu masih berlangsung disebagian wilayah di Kecamatan Pulosari. "Cuacanya mendung terus, hujan gerimis disertai abu masih berlangsung" kata Mutia warga Desa Karangsari yang dihubungi melalui telepon.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet, di Desa Gambuhan, Sukedi menjelaskan, hujan abu tersebut adalah berasal dari letusan Gunung Merapi yang terbawa angin. Peristiwa ini tidak sampai mengganggu aktifitas warga, dan mereka tetap melakukan kegiatan sehari - hari sebagaimana biasa.
 
Letusan Terdahsyat sejak 1870 
Letusan Merapi tahun 2010 ini dipastikan mencatat sejarah sebagai paling dahsyat sejak 1870-an. Letusan yang terjadi kemarin, tepatnya mulai pukul 11.11 WIB,dan berlanjut hingga berita ini diturunkan telah menyemburkan awan panas secara beruntun hingga ketinggian mencapai 8 km dan meluncur hingga mencapai jarak 11,5 km. Material yang telah dimuntahkan dari perut bumi diperkirakan mencapai 50 juta meter kubik dan dampak hujan abu vulkanik dapat dirasakan hingga radius 200 km.

Bahkan, beberapa wilayah di Jawa Barat seperti Kota Banjar, Ciamis,Tasikmalaya, Garut, dan Pengalengan di Kabupaten Bandung, juga terkena abu vulkanik. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sukhyar mengatakan, letusan Gunung Merapi yang tidak berhenti sejak 3 November membuat ancaman semakin luas. Desa-desa yang berada 15 km dari puncak Merapi harus dievakuasi sebagai antisipasi risiko yang lebih besar.Desa tersebut meliputi 8 desa di Kabupaten Sleman,Kabupaten Magelang (17),Kabupaten Boyolali (3),Kabupaten Klaten (4).

Selain Hujan deras yang mengguyur puncak Merapi sejak siang hingga menjelang malam, kemarin, kembali menyebabkan banjir lahar dingin di beberapa aliran sungai yang berhulu dari Merapi.Aliran banjir lahar dingin menembus hingga radius 20 km dari puncak gunung teraktif di dunia tersebut. Banjir lahar dingin yang membawa material vulkanik dari puncak Merapi seperti pasir dan batu ini di antaranya mengalir deras ke arah selatan dan menyusup ke beberapa sungai seperti Kali Gendol, Kuning,dan Boyong.

Post a Comment for "Hujan Abu di Pemalang Selatan"