Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Fanatisme Buta Berujung Petaka, Tragedi Sepakbola di Kanjuruhan

arena vs persebaya, arena, persebaya, kerusuhan suporter, bonek, aremania, kerusuhan Sepakbola, Sepakbola, Kanjuruhan, malang

Infomoga.com, Malang
-- Pertandingan Arema vs Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan berakhir tragis, Sabtu (01/10/2022). Arema yang kalah 2-3 dari lawannya, membikin penonton tuan rumah merangsek ke lapangan. Bentrok dengan aparat keamanan tak terelakkan.

Laporan awal, sekitar 40 suporter dan 2 aparat keamanan tewas. Dan sekitar 100 orang masih dalam perawatan di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dan RS Wava Husada (masih dalam pendataan). Personil anggota Polri yang meninggal dunia Brigadir Andik dan Briptu Fajar (Polres Trenggalek).

Kejadian bermula saat suporter tribun timur Stadion Kanjuruhan merangsek ke lapangan. Kemudian diikuti Aremania dari tribun selatan. 

Baca juga: Satu Nyawa Terlalu Mahal untuk Sepakbola, Ini Daftar Panjang Suporter yang Meninggal Sejak 1995

Berlanjut dengan aksi lempar-lemparan antara suporter dengan aparat keamanan. Petugas membalas tembakan gas air mata ke arah tribun.

Suporter panik, bubar tawon, sehingga mereka berusaha menyelamatkan diri. Akibat saling berdesak-desakan beberapa penonton terinjak-injak.

Akibat bentrokan itu, sekitar 40 suporter tewas, dua aparat tewas, dan ratusan penonton terluka. Jumlah ini masih bisa terus bertambah.

Total akhir ada 127 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Data ini dikonfirmasi oleh kepolisian yang dihimpun dari beberapa rumah sakit yang jadi tujuan jenazah.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta memastikan ada 127 tewas karena kerusuhan di pertandingan Sabtu malam  Korban tersebut berasal dari Aremania dan petugas kepolisian.

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal di stadion ada 34 (orang)" ucap Nico Afinta saat memberikan keterangannya di Mapolres Malang pada Minggu pagi (2/10/2022).

Petugas dan beberapa relawan kesulitan menolong karena lampu stadion mati sebelum proses evakuasi selesai.

Sumber: Gatra.com

Post a Comment for "Fanatisme Buta Berujung Petaka, Tragedi Sepakbola di Kanjuruhan "