Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Profil Pulau Tiran dan Sanafir Milik Arab Saudi yang Akan Dibangun Hotel dan Kasino

pulau tiran, pulau sanafir, saudi arabia, arab saudi, israel, mesir

Infomoga.com -
Arab Saudi berencana untuk membuka akses wisatawan Israel mengunjungi Pulau Tiran dan Pulau Sanafir yang berada di Laut Merah, seperti dilansir Media Israel, Globes pada Senin (23/1/2023). Pulau Tiran dan Sanafir yang akan memiliki hotel dan kasino. 

Riyadh dikabarkan juga berencana membangun jembatan yang menghubungkan pulau-pulau itu dengan Mesir.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Globes bahwa Arab Saudi akan segera mengizinkan warga Israel mendapatkan visa turis untuk mengunjungi Pulau Tiran dan Sanafir yang akan memiliki hotel dan kasino. Demikian laporan Globes dan Al Mayadeen yang dikutip via Liputan6.com, Jumat (26/1/2023).

Dilansir axios, para pejabat Arab Saudi dan Mesir mengatakan bahwa Riyadh memberi Kairo kontrol atas Pulau Tiran dan Pulau Sanafir pada 1950.

Kedua pulau itu mengendalikan Selat Tiran, yang merupakan jalur laut strategis ke pelabuhan Aqaba di Yordania dan Eilat di Israel. Eilat sendiri merupakan pusat ekonomi dan perdagangan Israel.

Di bawah perjanjian perdamaian Israel-Mesir 1979, Tiran dan Sanafir harus menjadi zona demiliterisasi dan memiliki pasukan pengamat multinasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS). 

Kehadiran pasukan AS dimaksudkan untuk mengamankan lalu lintas laut Israel di rute perdagangan jika Arab Saudi menguasai wilayah tersebut dari Teluk Eilat.

Terlepas dari protes publik di Mesir, parlemen Mesir pada Juni 2017 dan mahkamah agung negara itu pada Maret 2018 menyetujui kesepakatan untuk mengembalikan kedaulatan Tiran dan Sanafir ke Arab Saudi. Tetapi, kesepakatan itu membutuhkan dukungan dari Israel merujuk pada perjanjian damai 1979.

Israel pada prinsipnya memberikan persetujuannya untuk memindahkan kedaulatan pulau-pulau itu kembali ke Arab Saudi sambil menunggu kesepakatan antara Mesir dan Arab Saudi untuk melanjutkan keberadaan pasukan pengamat multinasional yang berpatroli demi memastikan kebebasan navigasi di selat itu tetap ada tanpa hambatan. Tapi kesepakatan yang ditengahi oleh AS ini kabarnya belum mencapai titik temu.

Normalisasi hubungan dengan Israel?

Arab Saudi dilaporkan setuju untuk mempertahankan demiliterisasi pulau-pulau itu dan berkomitmen untuk mempertahankan kebebasan navigasi penuh untuk semua kapal, tetapi mereka ingin mengakhiri kehadiran pengamat multinasional di pulau-pulau itu. 

Langkah tersebut diwujudkan Riyadh dengan mem
inta pasukan pengamat multinasional pimpinan AS meninggalkan wilayah itu pada akhir Desember 2022.

Di lain sisi, pejabat Israel dilaporkan setuju untuk mengakhiri kehadiran pasukan multinasional, tetapi meminta pengaturan keamanan alternatif yang akan mencapai hasil yang sama.

Pada Juli tahun lalu, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan pengamat multinasional akan digantikan oleh sistem berbasis kamera.

Israel juga ingin Arab Saudi mengambil langkah-langkah tertentu sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mencapai kesepakatan dalam beberapa masalah. Demikian diungkapkan sumber AS dan Israel.

Salah satu keinginan Israel adalah agar Arab Saudi mengizinkan maskapai penerbangan Israel untuk melintasi lebih banyak wilayah udara Arab Saudi, yang secara dramatis akan mempersingkat penerbangan ke India, Thailand, dan China. Israel juga ingin Arab Saudi mengizinkan penerbangan langsung dari Israel ke Arab Saudi bagi umat Islam di Israel yang ingin menunaikan ibadah haji.

Setelah Perjanjian Abraham diumumkan pada Agustus 2020, Arab Saudi mulai mengizinkan maskapai penerbangan Israel melintasi beberapa wilayah udara timur mereka untuk penerbangan ke UEA dan Bahrain.

Perjanjian Abraham adalah sebuah pernyataan bersama antara Israel, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat, yang dicapai pada 13 Agustus 2020.

Laporan Globes kemudian menyebutkan, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terpilih kembali pada Desember 2022, pembicaraan dilanjutkan mengenai keuntungan bagi turis Israel mengingat Tel Aviv dan Riyadh tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.

Soal prospek perdamaian akhir dengan Arab Saudi, sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Globe bahwa memberikan akses kepada wisatawan Israel ke Pulau Tiran dan Sanafir secara efektif menunjukkan keinginan Arab Saudi untuk mempromosikan langkah-langkah normalisasi hubungan lebih lanjut. 

Post a Comment for "Profil Pulau Tiran dan Sanafir Milik Arab Saudi yang Akan Dibangun Hotel dan Kasino"