Cegah Antraks, Perhatikan Hal Ini saat Memilih Daging
Infomoga/com -- Pemerhati kesehatan dr. Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat tak sembarangan mengonsumsi daging hewan untuk mencegah infeksi spora antraks semakin meluas.
Belajar dari kasus di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, ia mengimbau masyarakat tidak mengonsumsi daging hewan ternak yang sudah secara jelas dinyatakan mati atau dikubur untuk dimakan kembali.
“Selain menjaga lingkungan, makanan juga harus dipastikan bergizi dalam arti erat kaitannya, selain kandungannya juga kebersihannya yang berkaitan dengan merebaknya antraks,” katanya dalam Siaran Sehat, Senin, 10 Juli 2023.
"Pastikan pengelolaan daging terjamin higienis dan terbebas dari infeksi antraks. Kondisi daging juga harus tetap segar yang ditandai dengan berwarna merah, bukan pucat atau kehitaman."
Terkait tekstur daging ketika dibeli di pasar atau pusat perbelanjaan, Reisa menyarankan memilih daging yang memiliki tekstur kenyal, tidak lembek, tidak lengket, dan menyisakan cairan berbau di tangan.
“Daging juga tidak menyisakan cairan di tangan atau lendir, itu artinya segar. Begitu pun dengan aroma daging, pastikan juga berbau segar, tidak berbau menusuk dan tidak, kalau beli daging kita suka lihat ada cairan di sekitarnya. Kalau cairannya itu bukan darah tapi sarinya, berarti dia sudah cukup lama terkontaminasi udara di luar ruangan, jadi jangan dikonsumsi,” tambahnya.
Sedangkan untuk daging dalam kemasan, masyarakat diminta lebih teliti memeriksa tanggal kedaluwarsa sebelum dikonsumsi anggota keluarga.
Ia juga menganjurkan masyarakat menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) supaya terhindar dari penularan antraks yang ketika bakterinya terkena udara maka akan berubah menjadi spora dengan daya tahan mencapai puluhan tahun meski hewan telah dikubur.
“Pastikan mencuci tangan dengan air mengalir dan gunakan sabun. Kemudian hindari juga mengambil atau mengolah bahan makanan di tempat yang tidak higienis,” imbau Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 itu.
Perhatikan proses pemotongan
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, menambahkan pemotongan daging memiliki tata cara yang cukup kompleks.
Pemotongan daging disarankan dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) karena ada ruang khusus untuk para ahli melakukan pelayuan daging atau daging yang sudah dipotong digantung terlebih dulu selama 24 jam untuk memastikan darah telah mengering dan meminimalisir penyakit pada daging.
“Kalau lihat umumnya daging yang sudah dilayu, sebenarnya dagingnya sudah lebih empuk. Tapi di Indonesia ini agak terbalik, jadi yang dianggap daging segar itu yang baru dipotong langsung dipotong-potong, jadi tidak sempat masuk ke dalam proses pelayuan tadi,” paparnya.
Antraks adalah penyakit zoonosis yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis yang umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.
Sumber: Tempo
Post a Comment for "Cegah Antraks, Perhatikan Hal Ini saat Memilih Daging"
Post a Comment