Viral Aksi "Pawang Hujan MotoGP Mandalika, Ternyata Negara-negara Ini juga Punya Tradisi Pawang Hujan
Aksi Rara Istiati "Sang Pawang Hujan" MotoGP Mandalika (Dok. MotoGP) |
Infomoga.com -- Guyuran hujan lebat disertai petir yang melanda Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu sore, 20 Maret 2022, memaksa gelaran puncak MotoGP tertunda beberapa saat.
Ditengah guyuran hujan, ada aksi dari seorang pawang hujan bernama Rara Istiati yang melakukan ritual di arena balap sirkuit Mandalika. Tak ayal, Hal ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk penyelemggara MotoGP.
Dalam siaran langsung Youtube MotoGP, terlihat Rara sebagai pawang hujan melakukan ritual. Ia berjalan di dekat paddock sambil memegang alat ritual seperti yaitu canang berwarna emas dan dupa.
Baca juga: Mengenal Miguel Oliveira, Dokter Gigi Ganteng Sang Juara Motogp Mandalika
Aksinya mendadak viral, ada yang mencemooh, ada yang bilang memalukan. Namun, ada juga yang menyebut aksi Mba Rara sebagai local wisdom (kearifan lokal) bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Lombok yang harus dihargai.
Menyinggung pawang hujan barangkali identik dengan kebiasaan masyarakat Indonesia. Namun ternyata, ada beberapa negara lain yang mempunya tradisi menolak atau mendatangkan hujan, bahkan di Jepang yang secara peradaban lebih maju dari Indonesia juga punya tradisi ini.
Nah, negara-negara mana saja yang memiliki tradisi pawang hujan? dan bagaimana ritual pawang hujan versi negara-negara tersebut?
Berikut informasi terkait pawang hujan yang dirangkum dari berbagai sumber:
Teru Teru Bozu dari Jepang
Boneka Teru teru Bozu.(Wikimedia Commons) |
Kalau di Jepang ada tradisi menghindari hujan namanya “Teru Teru Bozu”. Sebutan itu merujuk pada boneka kecil yang terbuat dari kertas atau kain putih yang diikat dengan tali lalu digantung di jendela.
Dengan menggantung boneka itu dipercaya dapat memanggil cuaca cerah keesokan harinya. Kalau secara arti, “Teru-teru” artinya adalah bersinar. Kemudian “Bozu” adalah biksu Buddha.
Teru teru bozu konon awalnya berasal dari Tiongkok pada periode Heian.
Legenda mengatakan bahwa teru teru bozu awalnya adalah seorang gadis yang membawa sapu–sapu tersebut diyakini akan menyapu awan karena menyelamatkan kota dari amukan badai besar.
Namun selama waktu berjalan diganti dengan Buddha karena dinilai membawa kecerahan.
Teru teru bozu juga bisa untuk memanggil hujan. Cukup dengan menggantung bonekanya dalam keadaan terbalik, konon hujan bisa turun.
Ritual Hujan Suku Pedi, Afrika Selatan
Suku Pedi sang pengendali hujan. (Wikimedia Commons) |
Di Afrika Selatan, ‘tukang’ pengusir dan pemanggil hujan di sana berasal dari Suku Pedi. Di sana sang pawang hujan disebut dengan “Moroka”.
Cara yang digunakan oleh Suku Pedi sebagaimana tradisi mereka adalah dengan memberikan uang atau persembahan kepada moroka agar dapat memilih awan yang menghasilkan hujan.
Semakin besar persembahan yang dikeluarkan maka hasilnya pun akan lebih bagus, sebab menurut mereka, moroka juga harus bersaing dengan pawang dari desa lain.
Benda-benda yang biasa digunakan moroka untuk memanggil hujan adalah tanduk ajaib yang ditempatkan di gua, bir, dan jagung.
Prosesi ritualnya yakni dilakukan anak gadis dan laki-laki perjaka bersama para tetua dengan memukul-mukul tongkat ke tanah sambil berteriak “pula, pula, pula” atau ‘hujan, hujan, hujan’ beberapa kali.
Sementara untuk menolak hujan, dahulu Suku Pedi menggunakan kulit dahi sapi. Namun belakangan diganti jadi sepatu kulit dahi sapi.
Kalau yang ini dilakukan oleh seorang perempuan tua atau paruh baya yang membawa sepatu kulit dahi sapi di punggung mereka sepanjang upacara.
Baca juga: Jadwal Lengkap MotoGP 2022: Losail Qatar Pembuka, Mandalika Seri Kedua
Ketika upacara selesai, perempuan tersebut bisa melepas sepatu tersebut dari punggungnya. Para penduduk berkata bahwa sesaat setelah sepatu dilepas, hujan akan mulai turun.
Sirih dan Gadis Perawan di Thailand
Negara lainnya yang punya tradisi nggak kalah unik untuk menolak hujan yakni Thailand.
Di Thailand, ritual menghindari hujan, yakni dengan menancaokan sebatang sirih secara terbalik ke tanah oleh seorang gadis perawan. Dengan begitu, dipercaya hujan akan berhenti.
Nah, ternyata tradisi-tradisi sejenis pawang hujan di negara-negara lain juga nggak kalah unik ya likkk.
Post a Comment for "Viral Aksi "Pawang Hujan MotoGP Mandalika, Ternyata Negara-negara Ini juga Punya Tradisi Pawang Hujan"
Post a Comment