Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Sejarah Pemandian Moga, Tempat Mandi Tuan & Noni Belanda

Sejarah, Moga, Pemandian Moga, Kolam renang, Belanda,

Infomoga.com
-- Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang kaya objek pariwisata. Selain Pantai Widuri, Curug Sibedil, daerah ini juga memiliki objek wisata pemandian yang telah ada sejak zaman Belanda. Pemandian Moga namanya.

Obyek wisata tersebut berada di Kecamatan Moga, dan sempat ngehits pada masa lampau, terutama di kalangan warga negara asing yang bekerja di perusahaan-perusahaan milik Belanda kala itu.

Infomoga mencoba menelusuri jejak sejarahnya melalui arsip Kerajaan Belanda yang tersimpan dibeberapa perpustakaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 


Salah satunya sebuah peta yang dibuat antara tahun 1912-1915 yang menggambarkan wilayah Kecamatan Moga yang saat itu merupakan sebuah district bernama Banjoemoedal yang merupakan koleksi dari KITLV. 

Peta yang dibuat dalam rangka menginventarisir sejumlah perkebunan dan aset milik pemerintah kolonial Belanda di Afdeling Pemalang.

Sejarah Pemandian Moga, Tempat Mandi Tuan & Noni Belanda

Konon, pemandian yang airnya bersumber dari mata air alami, dulunya merupakan tempat rekreasi atau mandi-mandi warga negara Belanda yang bekerja sebagai karyawan pabrik di sekitar Pemalang dan eks Karesidenan Pekalongan.

Untuk memfasilitasi para pekerja dan warga Belanda berwisata di daerah Moga, pemerintah Hindia Belanda membuka jalur transportasi salah satunya dengan armada bus PO Moga.

 
Kolam yang dulu bernama Balekambang ini letaknya dipinggir jalan raya Moga - Guci. Disekitarnya terdapat beberapa penginapan atau pesanggrahan milik warga Belanda yang disewakan untuk menginap para pelancong yang ingin menikmati sejuknya udara di wilayah Moga.

Jika sudah berada di lokasi pemandian Moga, pengunjung bisa tahan berjam-jam, karena betah dengan air kolam yang jernih dan sejuk.

Sejarah Pemandian Moga, Tempat Mandi Tuan & Noni Belanda

Warga sekitar juga banyak yang hidup mencari nafkah menjajakan jajanan kuliner khas wilayah Moga dan sekitarnya. Seperti manisan pepaya, manisan ceremai, nanas madu, mie ayam, dan beragam camilan serta minuman.

Sayangnya, kolam pemandian ini seperti lapuk dimakan usia. Pesonanya mulai memudar seiring bermunculannya obyek wisata baru disekitar wilayah Moga.


Perlu sentuhan tangan-tangan kreatif untuk menghidupkan kembali pesona pemandian ini. Karena bukan tak mungkin, jika dikelola dengan baik, obyek wisata legendaris ini bisa menjadi ladang penghasilan asli daerah (PAD) yang menjanjikan dan tentunya menggerakan ekonomi masyarakat lokal.

Post a Comment for "Sejarah Pemandian Moga, Tempat Mandi Tuan & Noni Belanda"